Jumat, 26 Desember 2014

Desain Komunikasi Visual Tugas 3

Sejarah Komunikasi Visual

            Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
            Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.

            Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut. Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).

 

Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni


            Desain Komunikasi Visual bukan seni murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai penonton atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan seorang desainer komunikasi visual menghadapi lebih dari satu pengamat yang kadangkala bisa mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus dapat memahami dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu karya desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan orang atau sekelompok orang itu.


Pengertian Dan Fungsi Desain Komunikasi Visual

            Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut.
            Seorang desainer komunikasi visual yang profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu masalah, mencari solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual. Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas. Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.

a. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi
            Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.

b. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi
            Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.


c. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi
            Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.




Elemen-Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual

            Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat mengambil sebuah foto tentang kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer mana yang mampu, bagaimana mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih hasil akhir yang baik untuk direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan menggunakan ilustrasi secara efektif, dan seterusnya.


a. Desain dan Tipografi
            Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itupekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.

            Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.


b. Desain dan Simbolisme
            Simbol telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
            Dewasa ini peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.

c. Desain dan Ilustrasi
            Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara manual. Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar.
            Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat. Saat ini ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau anak burung yang sedang menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main. Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum dapat membaca.

d. Desain dan Fotografi
            Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.

            Kriteria seorang fotografer yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat “bercerita” dan menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai keahlian untuk bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak menerbitkan berita tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk mengambil foto-foto yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain.

            Fotografi sangat efektif untuk mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang sesungguhnya. Selain elemen-elemen ini, seorang desainer perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
            Dewasa ini, seorang desainer komunikasi visual tidak hanya berspesialisasi di salah satu bidang aplikasi. Contohnya, seorang desainer yang bekerja di sebuah periklanan, tidak akan hanya mendesain iklan untuk suatu produk saja, tetapi mungkin juga bertugas untuk mendesain kemasan, katalog dan logo dari produk tersebut.
Berikut beberapa lapangan kerja seorang desainer komunikasi visual :
1. Periklanan
  1. Desainer
  2. Pemasaran (Account Executive)
  3. Tenaga Kreatif (Creative Director)
  4. Produksi
  5. Penulis Naskah (Copywriter, Typesetter)
  6. Staf
  7. dan lain-lain

2. Studio Desain
  1. Desainer
  2. Pemasaran (Account Executive)
  3. Tenaga Kreatif (Creative Director)
  4. Produksi
  5. Penulis Naskah (Copywriter, Typesetter)
  6. Desainer Lepas (Freelance)
  7. Dan lain-lain

3. Ilustrasi
  1. Ilustrator
  2. Kartunis
  3. Animator
  4. dan lain-lain

4. Komputer Graphis
  1. Operator
  2. Komputer Ilustrator
  3. Desainer
  4. dan lain-lain

5. Foto
  1. Fotografer
  2. Pembuat Slides
  3. Operator Camera
  4. Pencetak
  5. dan lain-lain

6. Percetakan
  1. Printer
  2. Operator mesin cetak
  3. Produksi
  4. Typesetter
  5. dan lain-lain

            Sesuai dengan situasi dan kondisi ekonomi sekarang ini, seorang desainer komunikasi visual dituntut untuk mampu “ber-multi fungsi”. Ia tidak hanya bertugas mendesain saja, namun kadangkala ia juga dituntut untuk dapat “menjual” hasil desainnya, mengawasi jalannya produksi suatu brosur atau iklan dan lain-lain Karena itu kemampuan dasar dan kemampuan menggunakan alat-alat canggih seperti komputer serta kemampuan untuk bersosialisasi (people skill), di samping kemampuan dan pengetahuan yang luas tentang desain itu sendiri adalah modal plus yang sangat menunjang karir seorang desainer komunikasi visual.


 Pemanfaatan Desain Komunikasi Visual dalam Website

            Web Murah - Apa yang sebenarnya kita lakukan dengan website kita adalah berkomunikasi. Barang kali kita menggunakan facebook yang sederhana, itu adalah juga dalam rangka berkomunikasi. Atau mungkin kita menggunakan sebuah website pribadi kita, itu adalah juga bentuk komunikasi. Bahkan ketika sebuah institusi besar yang menggunakan sebuah website yang sarat dengan sitem aplikasi yang sangat rumit, pada dasarnya hal itu adalah bentuk komunikasi.
            Sebagai sebuah bentuk komunikasi, website menerapkan komunikasi audio, komunikasi visual, dan komunikasi tertulis. Namun demikian yang sebenarnya paling menonjol dari komunikasi pada sebuah website adalah komunikasi visualnya. Hal ini karena hampir semua pengguna komputer menggunakan komputer yang kompatibel dengan fitur-fitur visual. Komunikasi secara audio tidak begitu menonjol karena selain tidak semua pengguna menggunakan komputer yang ada sarana audionya, juga komunikasi audio ini memerlukan kapasitas cukup besar.
            Secara umum sebenarnya manfaat komunikasi visual sama dengan manfaat komunikasi secara umum. Yang pertama adalah sebagai sarana untuk menayampaikan informasi. Ketika sebuah perusahaan ingin memberitahukan berbagai layanan yang mereka miliki, maka perusahaan tersebut akan menyusunnya secara baik, sehingga informasi tersebut dapat ditangkap dengan mudah oleh pengunjung web mereka. Di sinilah diperlukannya desain komunikasi visual, sehingga berbagai informasi yang disampaikan dapat benar-benar lengkap sekaligus dapat secepat mungkin dibaca. Kita dapat membuat informasi yang lengkap tetapi lama dipahami oleh pengunjung web. Tentu hal itu bukan sesuatu yang memiliki desain komunikasi visual yang baik. Demikian juga hal yang sebaliknya, ketika orang dapat membuat informasi yang mereka sampaikan dapat dengan cepat diterima ,tetapi tidak diterima dengan lengkap tentunya itu juga bukan desain komunikasi visual yang baik.
            Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam menyampaikan informasi sebuah website akan bersaing dengan banyak website lain yang juga bertujuan yang sama. Ketika website itu tidak mampu menarik dan menyampaikan informasi dengan cepat, maka pengunjung akan segera berpindah ke website lain untuk mengakses informai yang sama. Di sinilah sebenarnya pertarungan desain itu terjadi dalam dunia website.
            Selain memberi informasi, seringkali komunikasi visual itu bertujuan untuk memerintahkan orang lain. Sebagai contoh ketika mendaftar akun email, maka kita harus melakukan langkah-langkah tertentu. Sehingga tujuan dari desain yang ditampilkan di situ adalah agar kita melakukan pengisisan form yang tersedia. Sehingga kita diperintah oleh web tersebut. Dengan desain komunikasi visual yang baik, semua perintah tersebut akan dilaksanakan oleh pengunjung website. Akan tetapi dengan desain komunikasi visual yang buruk, maka perintah yang diharapkan tidak akan dilaksanakan. Tidak dilaksanakan itu bisa karena perintahnya tidak jelas atau karen memang tidak menarik untuk dilaksanakan. Hal ini sangat ditentukan oleh desain komunikasi visualnya.
            Selain untuk menyampaikan perintah dan informasi desain komuniasi visual juga bertujuan untuk menunjukkan identitas tertentu. Misalkan kita ingin menunjukkan sebagai orgaisasi yang ramah lingkungan, maka kita desain dengan warna-warna dominan hijau. Kita ingin terlihat sebagai organisasi dinamis, maka kita desain dengan warna yang bervariasi, dan sebagainya. Yang pada intinya desain yang dibuat akan mempengaruhi persepsi orang tentang kita. Atau menunjukkan identitas kita sebagai sebuah institusi.


Kesimpulan

            Desain Komunikasi Visual merupakan suatu bidang baru yang sedang dan akan terus berkembang. Dalam era globalisasi ini peran Desain Komunikasi Visual tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari dan menjadi sangat penting. Manusia dengan kesibukan sehari-hari yang menyita sebagian besar waktunya, cenderung mengutamakan efektivitas. Efektivitas dapat dicapai dengan mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan secara visual.
            Hari yang menyita sebagian besar waktunya, cenderung mengutamakan efektivitas. Efektivitas dapat dicapai dengan mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan secara visual.Seiring dengan majunya tingkat kecerdasan manusia, banyak diantara kita yang memiliki kecenderungan dan “fasih” dalam bervisualisasi, sehingga mempermudah tujuan dan fungsi dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri yaitu sebagai sarana identifikasi, sarana informasi dan instruksi, dan sarana presentasi dan promosi.
            Desain sendiri adalah suatu evolusi. Untuk sebagian orang, desain merupakan suatu perjalanan atau proses yang menyenangkan. Apa yang kita pikirkan dalam proses itu bercerita tentang diri kita dan proses kreatifitas. Selain itu, mengajarkan kita bagaimana sebuah desain yang berhasil lahir dari berbagai proses mencoba dan gagal (trial and error). Pada akhirnya, hasil dari desain itulah yang tentunya mendapatkan pengakuan, tetapi prosesnya yang membuat hasil itu menjadi berarti.
Eugene Delacroix :
Kita bekerja bukan hanya untuk berproduksi, tetapi untuk membuat waktu menjadi berharga.



Kepustakaan

  1. Abbey, Norman. Notes. Art 50A. Pasadena City College, Pasadena, California. 1992
  2. Arntson, Amy E. Graphic Design Basics, Holt, Reinhart and Winston, Inc., Orlando. 1988
  3. Cotton, Bob. The New Guide to Graphic Design. Phaidon, Oxford. 1990
  4. De Neve, Rose. The Designer’s Guide to Creating Corporate I.D. Systems. North Light Books, Cincinnati, Ohio. 1992
  5. Falzone, Michael. Notes. Graphic Design II. American College for the Applied Arts, Los Angeles, California. 1994
  6. Hollis, Richard. Graphic Design A Concise History. Thames & Hudson Ltd., London. 1994
  7. Lawson, Bryan. How Designers Think .The Architectural Press Ltd., London. 1980
  8. Marquand, Ed. Graphic Design Presentations. Van Nostrand Reinhold, New York. 1986
  9. Napoles, Veronica. Corporate Identity Design. Van Nostrand Reinhold, New York. 1988
  10. Supon Design Group. Design in Progress. Nippan Publication, Carson, California. 1992.
  11. http://mastoro.blogdetik.com/tag/pemanfaatan-desain-komunikasi-visual-dalam-website/
  12. http://www.ahlidesain.com/elemen-elemen-dalam-desain-komunikasi-visual.html